ALAT UKUR GEOMETRIK
Metrologi
adalah ilmu yang mempelajari pengukuran besaran teknik, sedangkan
Metrologi
Industri adalah ilmu yang mempelajari pengukuran dimensi dan karakteristik
geometrik suatu produk, menggunakan alat ukur sehingga didapatkan hasil yang
mendekati hasil yang sebenarnya.
Pengukuran
adalah membandingkan suatu besaran yang belum diketahui dengan suatu besaran
yang standar.
Besaran
adalah standar yang digunakan dalam pengukuran.
Besaran
terdiri dari dua jenis:
- Besaran Pokok, yaitu besaran yang sesuai dengan standar internasional, berdiri sendiri, dan dapat dijadikan acuan.
- Besaran Turunan, yaitu besaran yang diperoleh dari beberapa variabel dalam bentuk persamaan.
Syarat-syarat
besaran adalah:
- Dapat didefinisikan secara fisik.
- Dapat digunakan dimana saja.
- Tidak berubah terhadap waktu.
Agar bisa
diukur, maka suatu produk harus mempunyai karakteristik geometrik antara lain:
- Dimensi
- Posisi
- Bentuk
- Kualitas permukaan
Jenis-jenis
pengukuran dalam Metrologi Industri:
- Pengukuran Linear
- Pengukuran Sudut
- Pengukuran Kerataan dan Kedataran
- Pengukuran Profil
- Pengukuran Ulir
- Pengukuran Roda Gigi
- Pengukuran Posisi
- Pengukuran Kekasaran Permukaan
Sebuah
alat ukur mempunyai 3 komponen utama yaitu:
- Sensor
Yaitu
bagian alat ukur yang menghubungkan alat ukur dengan objek ukur.
Terdiri
dari
- Sensor mekanik
- Sensor optik
- Sensor pneumatik
- Pengubah
Yaitu
bagian alat ukur yang berfungsi mengubah sinyal yang dirasakan oleh sensor
menjadi besaran ynag terukur.
Terdiri
dari:
- Pengubah mekanik
- Pengubah optomekanik
- Pengubah elektrik
- Pengubah opto elektrik
- Pengubah pneumatik
- Pengubah optik
- Penunjuk
Yaitu
bagian alat ukur yang berfungsi menunjukkan harga pengukuran.
Terdiri
dari:
- Penunjuk beskala
-
Skala linear
-
Skala melingkar
- Penunjuk digital
-
Digital mekanik
-
Digital elektrik (LED)
Jenis-jenis
alat ukur:
Berdasarkan
sifat aslinya, dapat dibedakan atas:
- Alat Ukur Langsung
Yaitu alat
ukur yang dilengkapi dengan skala ukur yang lengkap, sehingga hasil pengukuran
dapat langsung diperoleh.
Contohnya
: jangka sorong, mikrometer.
- Alat Ukur Pembanding
Yaitu alat
ukur yang berfungsi untuk mengukur beda ukuran suatu produk dengan ukuran dasar
produk yang telah diperkirakan terlebih dahulu dengan blok ukur.
Contohnya
: dial indicator.
- Alat Ukur Standar
Yaitu alat
ukur yang hanya dilengkapi dengan satu skala nominal, tidak dapat memberikan
hasil pengukuran secara langsung, dan digunakan untuk alat kalibrasi dari alat
ukur lainnya.
Contohnya
: blok ukur.
- Alat Ukur Kaliber Batas
Yaitu alat
ukur yang berfungsi untuk menunjukkan apakah dimensi suatu produk berada di
dalam atau diluar dari daerah toleransi produk tersebut.
Contohnya
: kaliber lubang dan kaliber poros.
- Alat Ukur Bantu
Yaitu alat
ukur yang berfungsi untuk membantu dalam proses pengukuran. Sebenarnya alat ini
tidak bisa mengukur objek, namun karena peranannya yang sangat penting dalam
pengukuran maka alat ini dinamakan juga dengan alat ukur.
Contohnya
: meja rata, stand magnetic, batang lurus.
Berdasarkan
sifat turunannya, dapat dibedakan atas:
- Alat Ukur Khas
Yaitu alat
ukur yang dibuat khusus untuk mengukur geometri yang khas, misalnya kekasaran
permukaan, kebulatan, profil gigi pada roda gigi. Alat ukur jenis ini dapat
dilengkapi skala dan dilengkapi alat pencatat atau penganalisis data.
Contohnya
alat ukur roda gigi.
- Alat Ukur Koordinat
Yaitu alat
ukur ysang memiliki sensor yang dapat digerakkan dalam ruang, digunakan untuk
menentukan posisi
Contohnya
alat ukur posisi.
Berdasarkan
prinsip kerjanya, dibedakan atas:
- Alat ukur mekanik
- Alat ukur elektrik
- Alat ukur optik
- Alat ukur pneumatik
- Alat ukur hidrolik dan aerodinamik
Adapun
sifat dari alat ukur adalah:
- Rantai kalibrasi
Yaitu
kemampuan alat ukur untuk bisa dilakukan tingkatan pengkalibrasian.
Tingkatan
tersebut adalah
- Kalibrasi alat ukur kerja dengan alat ukur standar kerja.
- Kalibrasi alat ukur standar kerja dengan alat ukur standar.
- Kalibrasi alat ukur standar dengan alat ukur standar nasional.
- Kalibrasi alat ukur standar nasional dengan alat ukur standar internasional.
- Kepekaan
Yaitu
kemampuan alat ukur untuk dapat merasakan perbedaan yang relatif kecil dari
harga pengukuran.
- Mampu baca
Kemampuan
sistem penunjukan dari alat ukur untuk memberikan harga pengukuran yang jelas
dan berarti.
- Histerisis
Yaitu
penyimpangan dari harga ukur yang terjadi sewaktu dilakukan pengukuran secara
kontinu dari dua arah yang berlawanan.
- Pergeseran
Yaitu
terjadinya perubahan posisi pada penunjuk harga ukur sementara sensor tidak
memberikan / merasakan sinyal atau perbedaan.
- Kepasifan
Terjadi
apabila sensor telah memberikan sinyal, namun penunjuk tidak menunjukkan
perubahan pada harga ukur.
- Kestabilan nol
Yaitu
kemampuan alat ukur untuk kembali ke posisi nol ketika sensor tidak lagi
bekerja.
- Pengambangan
Yaitu
suatu kondisi alat ukur dimana jarum penunjuk tidak menunjukkan harga ukur yang
konstan. Dengan kata lain, penunjuk selalu berubah posisi atau bergerak.
Klasifikasi Alat Ukur
Menurut cara kerja, alat ukur
diklasifikasikan menjadi :
- alat ukur mekanis
- alat ukur elektris
- alat ukur optis
- alat ukur mekanis optis dan
- alat ukur pneumatis
Menurut sifat dari alat ukur :
a. Alat ukur langsung : hasil
pengukurannya dapat langsung dibaca pada skala ukurannya. Contoh jangka sorong,
mikrometer, mistar baja, height gauge.
b. Alat ukur pembanding : alat ukur
yang mempunyai skala ukur yang telah dikalibrasi. Misal jam ukur ( dial
indicator ), pembanding ( comparator )
c. Alat ukur standar, alat ukur yang
mempunyai harga ukur tertentu. Misal blok ukur ( block gauge ),batang
ukur ( length bar ), dan master ketinggian ( height master
).
d. Alat ukur batas, alat ukur yang
digunakan untuk menentukan apakah suatu dimensi obyek ukur masih terletak dalam
batas-batas toleransi ukuran. Misal kaliber batas Go dan No Go
e. Alat ukur bantu, alat ukur yang
sifatnya hanya sebagai pembantu dalam proses pengukuran. Misal dudukan
mikrometer, penyangga/pemegang jam ukur.
Menurut jenis dari benda yang akan
diukur :
a.
Alat ukur linier : alat ukur linier langsung maupun alat ukur linier tak
langsung.
b. Alat ukur sudut atau kemiringan :
ada alat ukur sudut yang langsung bisa dibaca hasil ukurannya ada juga yang
membutuhkan perhitungan matematis.
c.
Alat ukur kedataran.
d.
Alat ukur untukmengukur profil atau bentuk.
e.
Alat ukur ulir.
f.
Alat ukur roda gigi
g.
Alat ukur mengecek kekasaran.
Karakteristik
pengukuran:
- Ketelitian (Accuracy), yaitu kemampuan alat ukur untuk memberikan nilai yang mendekati harga yang sebenarnya.
- Ketepatan (Precision), yaitu kemampuan alat ukur untuk memberikan nilai yang sama dari beberapa pengukuran yang dilakukan
- Kecermatan (Resolution), yaitu skala terkecil yang mampu dibaca oleh alat ukur.
Metode-metode
pengukuran dalam Metrologi Industri
- Pengukuran Langsung
Yaitu
pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur langsung dimana hasil pengukuran
dapat diperoleh secara langsung.
- Pengukuran Tak Langsung
Yaitu
pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur pembanding dan alat ukur
standar, dimana hasil pengukuran tidak dapat diperoleh secara langsung.
- Pengukuran dengan Kaliber Batas
Yaitu
pengukuran yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dimensi suatu
produk berada di dalam atau diluar daerah toleransi produk tersebut.
- Membandingkan dengan Bentuk Standar
Yaitu
pengukuran yang dilakukan dengan cara membandingkan bentuk produk dengan bentuk
standar dari produk tersebut. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan
profil proyektor.
Toleransi
adalah perbedaan ukuran antara kedua harga batas, dimana ukuran atau jarak
permukaan batas geometri komponen harus terletak. Suaian adalah hubungan antara
dua komponen yang akan dirakit, yang ditimbulkan adanya perbedaan ukuran bagi
pasangan elemen geometrik saat mereka disatukan. Kalibrasi adalah membandingkan
suatu alat ukur (skala atau harga nominalnya) dengan acuan yang dianggap lebih
benar. Langkah-langkah kalibrasi yaitu melakukan pengkalibrasian alat ukur
dengan alat ukur yang lebih tinggi tingkatannya pada rantai kalibrasi, sehingga
alat ukur tersebut dapat mempunyai aspek keterlacakkan (trace ability).
Hampir semua alat ukur mempunyai bagian yang disebut dengan penunjuk
atau pencatat kecuali beberapa alat ukur batas atau standar.
Dari bagian penunjuk inilah dapat dibaca atau diketahui besarnya
harga hasil pengukuran. Secara umum, penunjuk/pencatat ini dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu:
1. Penunjuk yang mempunyai skala,
2. Penunjuk berangka (sistem digital).
Jenis-jenis
Pengukuran
1. Pengukuran
Langsung
Pengukuran Langsung adalah proses pengukuran dengan menggunakan alat
ukur langsung dan hasil
pengukurannya dapat langsungterbaca.
Contoh :Mistar Ukur, Mistar Ingsut
(Caliper),Mikrometer, Height Gauge

Gambar:
Alat ukur langsung
2. Pengukuran
Tak Langsung
Pengukuran Tak Langsung
adalah
proses pengukuran yang dilaksanakan dengan memakai beberapa jenis alat ukur pembanding, standar, dan alat ukur bantu.
![]() |
Gambar:
Alat ukur tak langsung
3. Pengukuran
dengan Kaliber Batas
Pengukuran dengan Kaliber Batas adalah proses pemeriksaan untuk memastikan
apakah obyek ukur memiliki harga yang terletak di dalam atau di luar daerah
toleransi ukuran, bentuk, dan/atau posisi.
![]() |
Gambar
: Alat ukur caliber
4. Pengukuran
dengan Bentuk Acuan
Pengukuran dengan cara membandingkan dengan suatu bentuk acuan yang
ditetapkan pada layar alat ukur proyeksi.
![]() |
Gambar
: Pengukuran bentuk acuan
5. Pengukuran
Geometri Khusus
Pengukuran yang dilakukan hanya untuk satu jenis geometri tertentu
saja, seperti : kebulatan silinder, pitch ulir, pitch roda gigi, dsb.
![]() |
Gambar
: Pengukuran geometri khusus
6. Pengukuran
dengan Mesin Ukur Koordinat
Mesin Ukur Koordinat adalah alat ukur geometri modern dengan
memanfaatkan komputer untuk mengontrol gerakan sensor relatif terhadap benda
ukur untuk menganalisis data pengukuran.
![]() |
Gambar
: Pengukuran dengan mesin ukur koordinat
Pengukuran
Linier
1. Mistar Ukur
Alat ukur ini
digunakan untuk mengukur linear
langsung (panjang, lebar, dan
tinggi), dimana hasil
pengukurannya dapat langsung di baca pada bagian penunjuk (skala) dari alat ukur, dan hasil pengukuran dari alat ini tidak
teliti.

Gambar:
Alat ukur linier langsung
2. Mistar Ingsut
/ Vernier Caliper
Mistar ingsut kadang-kadang disebut juga dengan nama lain,
yaitu: mistar geser, jangka sorong, jangka geser atau schuifmaat. Prinsipnya
sama seperti mistar ukur yaitu dengan adanya skala linier pada rahangnya,
sedangkan perbedaannya terletak pada cara pengukuran objek ukur.
Adapun
kegunaan dari mistar ingsur itu sendiri, antara lain :
- Dapat mengukur ketebalan jarak luar atau
dimensi luar.
-
Dapat mengukur kedalaman.
-
Dapat mengukur tongkat.
-
Dapat mengukur celah atau dimeter dalam.
![]() |
Gambar:
Mistar Ingsut / Vernier Caliper
3. Mikrometer
kegunaan
mikrometer skrup antara lain sebagai berikut ;
- Mengukur ketebalan benda yang tipis misalnya uang koin logam, bahkan untuk mikrometer yang sangat teliti bisa digunakan untuk mengukur tebal kertas. ketelitian mikrometer skrup yaitu antara 0,01 mm atau 0,05 mm.
- Mengukur ketebalan benda yang tipis misalnya uang koin logam, bahkan untuk mikrometer yang sangat teliti bisa digunakan untuk mengukur tebal kertas. ketelitian mikrometer skrup yaitu antara 0,01 mm atau 0,05 mm.
- Mengukur
diameter luar sebuah benda yang kecil misalnya bantalan peluru, atau silinder
kecil seperti contoh gambar di atas
- Untuk micrometer terntentu yang memiliki rahang geser bisa juga digunakan untuk mengukur kedalaman benda yang kecil seperti jangka sorong.
- Untuk micrometer terntentu yang memiliki rahang geser bisa juga digunakan untuk mengukur kedalaman benda yang kecil seperti jangka sorong.

Gambar:
Mikrometer
Pengukuran
Sudut
Pada umumnya
alat ukur sudut itu terbagi atas dua bagian besar, yaitu alat ukur sudut
langsung, (besar sudut dapat langsung diketahui dari skalanya), dan alat ukur
sudut Tak Langsung,(harus melalui perhitungan terlebih dahulu).
Yang termasuk alat ukur sudut langsung, antara lain :
* Busur Baja ( Stell Enginer Protractor )
Yang termasuk alat ukur sudut langsung, antara lain :
* Busur Baja ( Stell Enginer Protractor )

Gambar:
Busur Baja ( Stell Enginer Protractor )
* Busur Bilah (
Bevel Protractor)

Gambar: Busur Bilah ( Bevel Protractor)
Sedang alat ukur
sudut tak Langsung antara lain :
* Rol
* Bola
* Alat-alat dengan rumus Sinus
* Block ukur sudut ( Angle Gauge)
* Mistar ingsut Ketinggian ( Hight Vernier Caliper)
* Auto Kalimator ( Angle Dekor )
* Pedatar ( Spirit Level )
* Rol
* Bola
* Alat-alat dengan rumus Sinus
* Block ukur sudut ( Angle Gauge)
* Mistar ingsut Ketinggian ( Hight Vernier Caliper)
* Auto Kalimator ( Angle Dekor )
* Pedatar ( Spirit Level )
Pengukuran
Ketegaklurusan
* Penyiku
Fungsi penyiku
adalah untuk memeriksa ketegaklurusan atau kesikuan suatu benda, memeriksa
kesejajaran garis, dan alat bantu dalam membuat garis pada benda kerja.

Gambar:
Penyiku
Pengukuran
Kedataran
* Waterpass
Waterpass adalah alat mengukur beda
ketinggian dari satu titik acuan ke acuan berikutnya. Waterpass ini
dilengkapi dengan kaca dan gelembung kecil di dalamnya. Untuk mengecek
apakah waterpass telah terpasang dengan benar, perhatikan gelembung di dalam
kaca berbentuk bulat. Apabila gelembung tepat berada di tengah, berarti
waterpass telah terpasangdengan benar. Pada waterpass, terdapat lensa untuk
melihat sasaran bidik. Dalam lensa, terdapattanda panah menyerupai ordinat
(koordinat kartesius).

Gambar:
Waterpass
Pengukur
Kebulatan
Dial gauge, dial indikator (jarum ukur)
Kegunaan dial gauge seperti yang
telah kita ketahui adalah untuk :
- mengukur kerataan permukaan bidang datar
- mengukur kerataan permukaan serta kebulatan sebuah poros
- mengukur kerataan permukaan dinding Cylinder
Adapun jenis jenis dial gauge
sendiri ada berbagai macam sesuai dengan skala yang digunakan, beberapa
jenis dial gauge antara lain :
- Dial gauge dengan nilai skala 0,01 mm
jenis ini dapat digunakan untuk mengukur dengan batas ukuran sampai dengan 10 mm - Dial gauge dengan nulai skala 0,01 mm
jenis ini mempunyai batas ukur sampai dengan 1 mm - Dial gauge dengan nilai skala 0,0005 mm
jenis ini mempunyai batas ukur sampai 0,025 mm

Gambar: Dial
gauge /dial indikator
Bagian
bagian dial gauge :
- Jarum panjang
- Jarum pendek
- Tanda batas toleransi
- Bidang sentuh denganbenda kerja
Fungsi
dari masing masing bagian :
- Jarum panjangJarum panjang ini akan langsung bergerak apabila bagian bidang sentuh tertekan oleh benda kerja. Adapun nilai pergerakan dari jarumpanjang tersebut tergantung dari beberapa nilai dari skala dial gauge tersebut.Misal : dial gauge skala 0,01 mm, apabila jarum panjang menunjuk angka 10 berarti 0,01 x 10 = 0,1 mm
Skala
untuk jarum panjang ini dapat berputar kekiri atau kekanan, yang artinya posisi
angka nol tidak selalu berada diatas tergantung pada posisi mana yang kita
kehendaki pada saat proses pengukuran benda kerja.
- Jarum pendekjarum pendek akan bergerak satu step/ruas, apabila jarum panjang bergerak dari angka nol sampai dengan angka nol lagi (satu putaran).misal : nilai pergerakan satu ruas dari jarum pendek adalah 0,01 mm x 100 = 1 mm (apabila nilai skala 0,01 mm)
Jadi,
jika jarum pendek berputar sampai satu putaran berarti 1 x 10 = 10 mm.
- Batas toleransiBatas toleransi pada alat ini ada dua dan dapat digeser kekiri dan kekanan sesuai dengan yang kita kehendaki untuk melihat batas pergerakan jarum panjang kekiri atau kekanan, pada saat proses pengukuran benda kerja.
- Bidang sentuh dengan benda kerjaBagian ini akan bergerak naik atau turun apabila bersentuhan dengan permukaan benda kerja saat benda kerja bergerak terhadap bidang sentuh tersebut.
Jarum
panjang akan bergerak kearah kanan apabila bidang sentuh bergerak kearah atas.
Jarum
panjang akan bergerak kekiri apabila bidang sentuh bergerak ke bawah.
SUMBER - SUMBER KESALAHAN PENGUKURAN
a. Kesalahan pengukuran karena alat
ukur
Kesalahan pengukuran dapat diakibatkan oleh kondisi alat ukur. Untuk mengurangi
terjadinya penyimpangan pengukuran seminimal mungkin maka alat ukur yang akan
dipakai harus dikalibrasi untuk menghindari sifat-sifat yang merugikan dari
alat ukur, seperti kestabilan nol, kepasifan, pengambangan dan sebagainya.
b. Kesalahan pengukuran karena benda
ukur
Benda ukur yang terbuat dari bahan yang bersifat elastis atau yang
mempunyai sifat elastis, artinya bila ada beban atau tekanan yang dikenakan
pada benda tersebut maka akan terjadi perubahan bentuk. Bila tidak hati - hati
dalam mengukur maka penyimpangan hasil pengukuran pasti akan terjadi.
c. Kesalahan pengukuran karena
faktor si pengukur
Manusia memang mempunyai sifat tersendiri dan keterbatasan. Sulit diperoleh
hasil yang sama dari dua orang yang melakukan pengukuran meskipun alat ukur
sama dan benda ukur juga sama. Hal ini mungkin karena kondisi manusia,
kesalahan penggunaan metode pengukuran,kesalahan karena pembacaan skala ukur.
d. Kesalahan karena kondisi manusia
Kondisi badan yang kurang sehat sewaktu mengukur mungkin badan agak gemetar,
maka posisi alat ukur terhadap benda ukur sedikit mengalami perubahan akibatnya
hasil pengukuran ada penyimpangan, penglihatan yang kurang jelas juga bisa
mengakibatkan kesalahan pembacaan skala ukur.
e. Kesalahan karena pembacaan skala
ukur.
Kebanyakan yang terjadi karena kesalahan posisi waktu membaca skala ukur atau
istilahnya paralaks, si pengukur yang kurang memahami pembagian divisi
dari skala ukur dan kurang mengerti membaca skala ukur yang ketelitiannya lebih
kecil daripada yang biasanya sering digunakan.
f. Kesalahan karena faktor
lingkungan
Ruang yang digunakan untuk pengukuran harus bersih, terang dan teratur rapi
letak peralatan ukurnya. Ruang yang kurang terang atau remang - remang dapat
mengganggu dalam membaca skala ukur.
ijin ambil artikel bang :D
BalasHapusIzin ambil artikel nya kak
BalasHapus